Sebagai sebuah organisasi yang beranggotakan alumni, IA-SMKIN GO telah memiliki perwakilan–perwakilan di berbagai daerah (koordinator wilayah) sebagai perpanjangan organisasi sesuai wilayahnya yang bertujuan untuk mengakomodasi kepentingan alumni sesuai tujuan dan program kerja organisasi agar bisa diterima langsung oleh alumni. Perwakilan-perwakilan (koordinator wilayah) tersebut terdiri dari Koordinator Wilayah Jakarta, Bogor, Bekasi, Karawang, Cikampek, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Solo dan Surabaya.

Senin, 29 Maret 2010

Kiat Lolos dari Tes Wawancara



Banyak orang merasa cemas ketika akan menjalani wawancara kerja. Memang, sebelum dan saat menjalaninya lazim ada tingkat kecemasan yang menganggu. Tentu saja, tingkatan itu berbeda pada setiap orang. Ada orang yang bisa mengendalikan kecemasannya, ada yang terjebak bahkan gugup tak bisa apa-apa. Anda bagaimana?Jika Anda merasakan kecemasan luar biasa sehingga tak bisa menunjukkan kemampuan terbaik saat wawancara, ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan agar bisa tenang
atau setidaknya tak terlampau tegang. Berkurangnya ketegangan bisa membantu mendapatkan percaya diri yang lebih tinggi. Banyak Berlatih. Suasana asing saat menjalani wawancara atau interview kerja bisa Anda kurangi jika Anda berlatih wawancara sesering mungkin. Latihan demi latihan yang Anda jalani membuat Anda lebih siap dan semakin tahu apa yang harus dilakukan dan dikatakan dalam sebuah interviu. Dengan cara ini, Anda juga jadi lebih tahu kekurangan diri yang lain kali bisa dihindari ataumalah kelebihan yang bisa ditingkatkan. Melakukan Banyak Persiapan. Persiapkan diri Anda sebaik mungkin sebelum menjalani interview kerja. Persiapan yang
dilakukan meliputi pengetahuan, kemampuan, serta penampilan Anda. Semakin baik Anda mempersiapkan diri semakin besar pula kemungkinan Anda bisa menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan pewawancara dengan keyakinan penuh. Bagian awal dari wawancara merupakan saat yang penting. Jika Anda pada bagian tersebut sudah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan keyakinan tinggi, rasa percaya diri Anda juga akan semakin meningkat. Sebaliknya. jika di bagian awal wawancara kerja Anda sudah
merasa serba salah dan cemas, semakin lama semakin sulit Anda menjawab pertanyaan
pertanyaan selanjutnya dengan baik. Saat melakukan persiapkan, yakinkan diri tentang tiga hal:
1.Anda bisa melakukan pekerjaan tersebut;
2.Anda bisa menyesuaikan diri dengan tugas-tugas yang akan diberikan
3.Anda bisa melakukan semuanya dengan baik.

Jangan berpikir pekerjaan itu merupakan yang terbaik. Ketika Anda berpikir bahwa pekerjaan yang sedang berusaha Anda dapatkan ini merupakan yang terbaik dan kesempatan hanya datang sekali, tingkat kecemasan yang dirasakan justru akan meningkat. Tak perlu memberikan penilaian yang berlebihan sebelum Anda benar-benar tahu dan memulai pekerjaan tersebut. Anda belum tentu akan menyukai pekerjaan yang bahkan belum Anda lakukan. Selain itu, kesempatan yang lebih baik bisa saja datang kepada Anda di lain waktu. Jadi, lebih baik bersikap tenang dan santai. Tak perlu menjawab dengan jawaban sempurna. Memikirkan suatu jawaban yang sempuma saja tentu sudah membuat seseorang "pusing", belum lagi jika Anda berusaha mendapatkan
jawaban tersebut secara spontan saat pertanyaannya dilontarkan. Hal ini justru akan meningkatkan kecemasan Anda. Padahal, apa yang menurut Anda sempurna belum tentu
dianggap seperti itu oleh si pewawancara. Cukup siapkan jawaban yang berisi poin-poin
penting yang ingin Anda sampaikan. Jangan rendah diri. Kecemasan justru bisa semakin meningkat saat pikiran-pikiran rendah diri memenuhi benak Anda. Hindari pikiran-pikiran negatif seperti "saya tak cukup pintar" atau "saya kalah hebat dibandingkan kandidat yang lain". Akan lebih baik apabila Anda memusatkan perhatian pada kelebihan-kelebihan yang Anda miliki. Jangan memenuhi pikiran Anda dengan persainganpersaingan yang tak mungkin bisa diubah.

Nah, kini Anda telah siap, kan?

Readmore »

Sabtu, 27 Maret 2010

MARAH

Di tengah kemelut kehidupan yang dapat menjerumuskan kita ke jurang
stres, konon sering marah-marah, bukanlah pertanda baik. Berbahaya bagi
kesehatan. Begitu cerita kebanyakan orang. Punya pemimpin yang sering
marah-marah tidak keruan juga menyebalkan.

Pendapat umum ini dibantah Stanley Bing, penulis buku Sun Tzu was a
sissy. Bing, kolomnis di majalah Fortune, memang gemar menulis buku
kontroversial. Menurut Bing, marah itu sangat diperlukan dalam manajemen.

Kalau seorang pemimpin marah, artinya dia terusik dan gusar oleh sesuatu
hal. Sekaligus membuktikan bahwa ia eling atau sadar karena ada yang
tidak beres dan perlu dikoreksi. Pemimpin yang tidak pernah marah sama
dengan pemimpin acuh tak acuh. Itu menurut Bing.

Marah membangkitkan energi yang luar biasa. Pemimpin yang marah biasanya
segera melakukan perubahan, peremajaan, dan perbaikan. Artinya, pemimpin
marah memungkinkan terjadinya perubahan lebih cepat dan berarti.

Dalam hal yang satu ini, saya rada setuju. Kita kan sering melihat
betapa pemimpin kita kerjanya cuma basa-basi, klemar-klemer, tidak
melakukan gebrakan apa pun. Tapi berbahaya juga kalau kita punya
pemimpin yang pemarah atau mudah marah tanpa sebab.

Barangkali salah satu pemimpin kita yang legendaris dalam hal marah ini
adalah Bang Ali, bekas Gubernur Jakarta. Pernah ada cerita...beliau
sedang naik mobil, dan jalanan macet semrawut gara-gara ada tukang becak
yang seenaknya mengendarai becaknya. Bang Ali tidak segan-segan turun
dan memarahi tukang becak itu.

Masih banyak lagi cerita tentang marahnya Bang Ali. Kenyataannya...di
bawah kepemimpinan Bang Ali, Jakarta maju pesat. Jadi, teori Stanley
Bing ada benarnya juga.

Dr. Stephen Diamond menulis di bukunya yang sangat kontroversial, Anger,
Madness, and Daimonic: The Psychological Genesis of Violence, Evil, and
Creativity, bahwa marah adalah emosi yang paling bermasalah. Namun ada
korelasi sangat kuat antara marah dan kreativitas.

Menurut dia, marah dan kreativitas sering bersumber pada hal yang sama.
Hanya saja, marah memiliki potensi destruktif lebih besar. Orang-orang
berbakat dan genius umumnya memiliki naluri sangat tajam untuk
menyalurkan energi ini, agar tidak merusak dan mengubahnya menjadi
sebuah upaya yang konstruktif.

Ketika kita dilanda krisis moneter lima-enam tahun lalu, teman saya suka
berseloroh. Katanya, "kita butuh pemimpin seperti Bang Ali, yang berani
marah. Bukan pemimpin yang mudah marah dan ngambek. Atau pemimpin yang
suka marah-marah tidak keruan."

Dr. Stephen Diamond menulis bahwa beberapa artis seperti Van Gogh dan
Picasso, konon, memiliki kehidupan yang penuh amarah dan kekerasan.
Barangkali benar bahwa energi yang sama mereka salurkan juga ke dalam
karya-karya lukisan mereka. Hasilnya memang luar biasa.

Untuk membuat seekor kuda berlari, biasanya ada dua cara populer. Dengan
cemeti atau hadiah wortel. Menurut Stanley Bing, marah bisa menjadi
cemeti yang kreatif. Membakar semangat para eksekutif agar terus
bersemangat dan mengadakan perubahan.

Tulisan ini tentu saja tidak mengajak Anda untuk marah-marah di kantor.
Juga bukan pembenaran tindakan marah-marah. Melainkan sebagai upaya agar
kita lebih peka menghadapi lingkungan kantor.

Pesan saya, kalau ada yang tidak beres, jangan takut untuk mengadakan
perubahan. Dan kalau perubahan itu menuntut Anda marah, silakan saja.
Kadang-kadang marah itu sangat perlu.

Marah sebagai terapi manajemen memang antibudaya. Budaya kita
mengajarkan agar selalu santun dan bersabar. Namun, untuk menerobos
sebuah kemapanan yang buntu dan berkarat, marah bisa saja menjadi
antibudaya yang dibenarkan. Asal jangan asal marah.

*"Marahlah Dengan Bijaksana"*



Readmore »

Minggu, 14 Maret 2010

Tips Umum Menulis Surat Lamaran

Tips Umum Menulis Surat Lamaran

Banyak perusahaan yang memandang surat lamaran atau cover letter sebagai bagian terpenting dari seluruh dokumen lamaran Anda. Karena itu penting sekali bagi Anda untuk menuliskan surat lamaran yang baik. Berbagai tips di bawah akan membantu Anda.

1. Kesan Individual
Jika Anda berencana mengirimkan lamaran ke berbagai perusahaan pastikan Anda menuliskan nama perusahaan yang benar pada surat lamaran Anda.

Selain itu perlu juga Anda membuat surat lamaran yang ditujukan pada seseorang. Gunakan nama dan jabatan yang spesifik jika mungkin. Secara khusus, untuk surat yang ditujukan pada seorang perempuan, jika Anda tidak mengetahui status pernikahannya, gunakan awalan Ms. Contoh: Ms. Suryanegara.

Ingat: Di Internet dan di MS Word tersedia banyak template atau contoh surat lamaran. Jangan hanya mengkopi contoh-contoh tersebut. Ubahlah sesuai dengan keperluan Anda.

2. Singkat dan Padat
Jangan bertele-tele. Tuliskan surat Anda dengan singkat dan padat. Gunakan bahasa yang mudah. Gunakan kata-kata yang biasa digunakan. Tidak perlu berusaha untuk mengesankan pembaca Anda dengan menggunakan kata-kata yang sulit.

Ingat: Jangan menulis surat lamaran Anda lebih dari satu halaman. Perusahaan mungkin menerima belasan bahkan ratusan surat lamaran. Surat lamaran yang terlalu panjang tidak efektif.

3. Rapi dan Bersih
Sedapat-dapatnya gunakan program komputer untuk menuliskan surat lamaran Anda. Dengan begitu Anda dapat menuliskan surat lamaran yang rapi dan bersih sehingga mudah dibaca.

Ingat: Hindari menulis surat lamaran dengan tulisan tangan. Hindari menggunakan tip-ex atau sejenisnya dalam surat lamaran Anda.

4. Isi
Dalam surat lamaran Anda, ada beberapa hal yang perlu dituliskan:

  • Pembukaan: Sebutkan dimana Anda mendapatkan informasi tentang lowongan kerja tersebut.Contohnya, Anda bisa menyebutkan bahwa Anda mengetahui lowongan kerja tersebut dari iklan di surat kabar, iklan di Internet, atau dari seorang teman Anda.
  • Pekerjaan Anda sekarang: Ceritakan secara singkat posisi dan bidang pekerjaan Anda saat ini. Anda juga perlu menceritakan secara singkat pencapaian utama Anda dalam pekerjaan tersebut. Agar memberikan gambaran yang lebih baik, berikan informasi secara kuantitatif. Misalnya, "Saya membawahi lima orang junior manager". Yang perlu Anda perhatikan di sini, tuliskan hanya hal-hal yang relevan dengan pekerjaan yang Anda lamar. Baca dengan baik persyaratan yang dibutuhkan dalam iklan lowongan pekerjaan tersebut. Jika pekerjaan yang Anda lamar adalah di bidang marketing research, Anda mungkin tidak perlu menceritakan pencapaian Anda di bidang logistik.
  • Pendidikan: Jika latar belakang pendidikan perlu diinformasikan, tuliskan secara singkat pendidikan tertinggi Anda. Jika Anda pernah mendapatkan pendidikan di sekolah yang cukup dikenal, ada baiknya Anda menuliskannya di surat lamaran.
  • Penutup: Dalam penutup ingatkan pembacanya bahwa Anda mempunyai keinginan kuat untuk mendapatkan pekerjaan tersebut. Ada baiknya Anda menyatakan kapan saat terbaik Anda bisa dihubungi untuk proses selanjutnya. Dan jangan lupa ucapkan "Terima kasih".

5. Proof Read
Proof read artinya membaca kembali seluruh tulisan Anda dan memastikan semuanya sudah benar. Pastikan tidak ada kesalahan pengejaan, tidak ada kata-kata yang diulang atau repetitif, dan tata bahasa (grammar) yang digunakan sesuai. Dalam program MS Word Anda bisa menggunakan spell dan grammar checker. Gunakanlah! Menurut sebuah website,"Suatu kesalahan dalam ejaan saja bisa menyebabkan Anda kehilangan kesempatan yang penting untuk memperoleh pekerjaan". (tmps)




Readmore »

Tips & Trik Membuat/Menulis Daftar Riwayat Hidup (Curriculum Vitae atau Resume)

Format Curriculum Vitae (CV) atau Daftar Riwayat Hidup atau sering disebut Resume, di setiap negara berbeda-beda. Hal ini karena dipengaruhi oleh budaya, kebiasaan, pandangan politik, juga aturan main yang berbeda-beda.

Sebagai contoh, untuk resume standar di Amerika Serikat (USA) tidak perlu mencantumkan hal-hal yang dianggap sangat pribadi seperti foto, status perkawinan, tempat dan tanggal lahir.

Sedangkan di Indonesia justru sebaliknya, dalam membuat CV atau Daftar Riwayat Hidup, justru wajib mencantumkan status perkawinan, tempat dan tanggal lahir, serta melampirkan foto.

Berikut ini beberapa hal yang hendaknya diperhatikan dalam membuat Curriculum Vitae (CV) atau Daftar Riwayat Hidup, atau Resume untuk perusahan/instansi/lembaga di Indonesia (baik untuk perusahaan/lembaga lokal, nasional, maupun internasional).

A. Urutan Penulisan Curriculum Vitae (Resume, Daftar Riwayat Hidup)

1. Identitas (Data Pribadi)

Cantumkan identitas anda dengan jelas, seperti : Nama Lengkap, Jenis Kelamin, Tempat dan Tanggal Lahir, Kewarganegaraan, Agama, Status Perkawinan, Tinggi dan Berat Badan, Alamat Lengkap, Telepon & HP, serta e-mail (bila ada).
Khusus untuk e-mail, sebaiknya anda memilikinya. Jika tidak memilikinya, anda dapat membuat alamat email di Gmail, Yahoo, atau Hotmail (silakan klik) atau yang lainnya.

2. Pendidikan

Cantumkan pendidikan formal dan pelatihan/kursus yang pernah anda ikuti; lengkap dengan tahun masuk dan tahun lulus, jurusan, jenjang studi, dan nama lembaganya. Urutannya dimulai dari pendidikan formal terlebih dulu, baru kemudian pendidikan non formal (pelatihan, kursus, dsb).

3. Kemampuan

Uraikan secara singkat kemampuan anda yang relevan dengan bidang pekerjaan yang dilamar. Misalkan anda melamar kerja di bidang akuntansi, maka jelaskan secara singkat bahwa anda memahami akuntansi dan administrasi, sistem perpajakan, biasa bekerja menggunakan komputer, dsb-nya. Tentu saja kemampuan-kemampuan yang anda tulis/cantumkan tersebut harus benar-benar anda miliki. Jangan mencantumkan kemampuan yang tidak anda miliki.

4. Pengalaman kerja

Cantumkan deskripsi singkat tentang pekerjaan anda pada perusahaan sebelumnya, lengkap dengan pangkat, jabatannya, jenis pekerjaan, prestasi (bila ada), tanggung jawab dan wewenang pekerjaan. Serta periode kerja, yaitu bulan dan tahun mulai menempati dan mengakhiri posisi tersebut.
Urutannya dimulai dari pekerjaan (atau jabatan atau posisi) terakhir.

5. Pengalaman Organisasi (bila ada)

Cantumkan pengalaman organisasi yang relevan (sesuai atau berhubungan) dengan jenis pekerjaan yang anda lamar tersebut. Bila tidak ada yang relevan, lewati saja nomor 5 ini.

6. Referensi Kerja (bila ada)

Bila memungkinkan, cantumkan referensi, yaitu orang yang bisa dihubungi oleh pihak penyeleksi lamaran kerja untuk menanyakan hal-hal penting seputar diri anda (biasanya nama atasan dimana anda bekerja sebelumnya).
Penting : Dalam hal pencantuman nama orang yang akan dijadikan referensi, anda harus sangat yakin bahwa orang tersebut benar-benar mengetahui tentang anda serta akan memberikan informasi positif mengenai diri anda. Seandainya anda ragu-ragu bahwa orang tersebut akan memberikan informasi positif tentang anda, maka anda tidak perlu mencantumkan referensi kerja tersebut (lewati saja yang nomor 6 ini).

7. Pengalaman lain yang menunjang (bila ada)

Cantumkan pengalaman lain yang menunjang "promosi anda". Dan sebaiknya yang relevan dengan jenis pekerjaan yang anda lamar tersebut. Jika anda melamar untuk posisi pemrogram komputer, maka pengalaman anda sebagai Ketua RW atau juara bulutangkis, tentunya tidak relevan. Jadi bila tidak ada yang relevan, lewati saja nomor 7 ini.

B. Kertas, Huruf, Foto, Dokumen Pendukung

1. Gunakan kertas putih polos

CV hendaknya polos tidak menggunakan background image (dasar bergambar). Sebaiknya jangan menggunakan form CV yang dijual di toko-toko.

2. Diketik dengan huruf standar surat resmi

CV jangan ditulis tangan, namun diketik. Gunakan huruf dengan ukuran dan jenis standar (warna hitam), contohnya font jenis Arial atau Times New Roman.

3. Foto terbaru

Lampirkan pas foto terbaru ukuran 3x4 atau 4x6. Sebaiknya gunakan pas foto berwarna, dan berpakaian resmi (misalkan jas lengkap dengan dasi).

4. Dokumen pendukung

Lampirkan dokumen atau bukti-bukti tentang hal-hal yang dituliskan dalam CV (resume), seperti ijazah, transkrip nilai, sertifikat atau penghargaan, dsb (dokumen pendukung tersebut dalam bentuk photocopy).
Agar dokumen pendukung yang dilampirkan tidak terlalu banyak, sebaiknya anda menyeleksi/menyortir dokumen mana yang paling penting dan relevan untuk dilampirkan.
Penting : Bila transkrip nilai anda tidak bagus, maka anda tidak perlu melampirkannya. Karena CV atau resume tersebut merupakan promosi diri anda. Namun, seandainya perusahaan penerima kerja meminta/mensyaratkan untuk melampirkan transkrip nilai, barulah anda "terpaksa" melampirkannya.
Sebaliknya jika transkrip nilainya bagus, anda justru harus melampirkannya.


Beberapa Saran Penting

Jujur, Jangan Berbohong

Ingat, jangan sekali-kali menuliskan pada CV anda suatu pengalaman yang anda sendiri tidak mengalaminya. Memang seseorang terkadang merasa gengsi dengan pengalaman yang dia miliki, karena merasa kalah pengalaman. Percayalah pada diri anda sendiri bahwa anda mempunyai kelebihan yang orang lain tidak punya.

Jumlah Halaman

Pada umumnya CV hanya terdiri dari 1 (satu) atau 2 (dua) halaman. Namun jika memang riwayat pekerjaan/karir anda sangat banyak, juga pendidikan/kursus/pelatihan anda sangat banyak. Dan anda menganggap bahwa itu penting untuk ditampilkan, maka anda boleh menambahkannya menjadi 3 (tiga) halaman CV sebagai lampiran Surat Lamaran Kerja, tidak masalah.
Tetapi khusus untuk Surat Lamaran Kerja, tetap upayakan 1 (satu) halaman.

Tata Bahasa, Tanda Baca, dan Ejaan

Tidaklah dibenarkan jika dalam resume terjadi kesalahan-kesalahan menyangkut tata bahasa, tanda baca, dan ejaan. Bacalah kembali tata bahasa di buku atau Kamus Bahasa Indonesia.
Jika anda menulis CV dalam Bahasa Inggris, dan anda belum yakin, maka cobalah minta dicek kembali atau di-review oleh teman/kerabat yang menguasai Bahasa Inggris tersebut.

Eksplisit (Gamblang, Jelas)

Jangan membuat orang yang membaca CV atau resume anda mengintepretasikan atau mengartikan hal yang berbeda.
Contoh sederhana : Di CV pada bagian pendidikan, anda menuliskan Sarjana Akuntansi Universitas Pancasila, dan tidak menambahkan nama kota lokasinya. Jangan berasumsi bahwa pembaca pasti tahu Universitas Pancasila itu ada di Jakarta. Oleh karena itu tambahkan nama kota dibelakangnya, misalkan Sarjana Akuntansi Universitas Pancasila - Jakarta.

Mudah Dibaca dan Mudah Dicerna

CV yang dibuat secara kacau-balau menggambarkan pikiran yang tidak jernih dan ketidakmampuan penulis dalam menuangkan isi hatinya. Oleh karena itu sangat penting membuat CV yang mudah dibaca, mudah dicerna, urutannya jelas, dan logis.
Bila perlu bagian-bagian atau kata-kata yang anda anggap sangat penting untuk ditonjolkan, dapat ditulis dengan huruf tebal (bold). Namun jangan terlalu banyak bagian yang ditebalkan, sehingga tidak terlihat lagi bagian yang sangat penting tersebut.



Readmore »

Sabtu, 13 Maret 2010

KITA SERING MENDENGAR ISTILAH WAP

WIRELESS APPLICATION PROTOCOL (WAP)
Internet, sejak pertengahan tahun 1990-an hingga kini, telah
mengubah cara kita berkomunikasi dan berinteraksi. Internet
memungkinkan terjadinya pertukaran informasi secara cepat dalam
lingkup yang global, yaitu dunia. Informasi kemudian menjadi wilayah
publik, dapat diakses dari manapun.
Perkembangan sistem komunikasi personal nirkabel (wireless)
yang pesat telah membangkitkan gagasan-gagasan tentang akses internet
dan informasi dari perangkat komunikasi personal nirkabel dengan
tingkat mobilitas tinggi. Bagaimana bisa? Teknologi Wireless Aplication
Protocol (WAP) merupakan sinergi dari kombinasi internet dan dunia
komunikasi nirkabel.

Apa itu WAP ?
Wireless Application Protocol (WAP) merupakan protokol bagi
perangkat-perangkat nirkabel yang menyediakan layanan komunikasi
data bagi pengguna, baik dalam bentuk yang berhubungan dengan
telekomunikasi maupun aplikasi-aplikasi berorientasi internet.
Struktur WAP mengadopsi topologi layer-layer yang ada pada
Internet Protocol (model TCP/IP). Ini terkait dengan tujuan dibuatnya
WAP, yaitu memberikan akses internet bagi alat komunikasi mobile
nirkabel.
Protokol mengatur bagaimana format paket data dan layananlayanan
terhadap paket data pada setiap layer, bagaimana suatu layer
memberikan layanan kepada layer lain yang berada di atasnya.
Mengembangkan Aplikasi WAP
Pengembangan aplikasi WAP dilakukan dalam suatu
lingkungan kerja yang disebut Wireless Application Environment
(WAE). Inti dari WAE ini terdiri dari Wireless Markup Language
(WML) dan Wireless Markup Language Script (WMLScript).
Untuk menjangkau dunia internet, sebuah ponsel dengan
teknologi WAP harus berjalan via WAP Gateway. WAP Gateway ini
bertindak sebagai perantara, menghubungkan jaringan mobile dan
internet dengan menerjemahkan Hypertext TransferProtocol (HTTP)
menjadi Wireless Session Protocol (WSP).
Web server melayani permintaan dari user melalui ponsel untuk
sebuah aplikasi WAP. Hubungan ini dilakukan melalui perantara WAP
Gateway. Aplikasi dalam WAP dibentuk dalam format WML. Untuk
menjalankan suatu aplikasi WAP, sama halnya dengan internet biasa.
Kita tinggal mengetikkan URL yang dikehendaki, misalnya :
http://ikatanalumnismknegeri1gombong.blogspot.com/ Karena itu, untuk membuat aplikasi WAP yang kita butuhkan adalah sebuah web server untuk menangani
permintaan user akan aplikasi WAP, misalnya Apache, Microsoft
Internet Information Service (IIS), ataupun PWS (Personal Web Server).
WML merupakan bahasa mark-up yang berbasis pada
Extensible Markup Language (XML). WML adalah analogi dari HTML
yang berjalan pada protokol nirkabel. Tag-tag pada WML mirip dengan
tag-tag yang ada pada HTML .
Data WML terstruktur dalam bentuk koleksi kartu atau card.
Sebuah koleksi card disebut deck. Tiap deck tersusun dari isi yang
terstruktur dan spesifikasi navigasi. Pengguna melakukan navigasi
dalam susunan card, melihat isi tiap card, mengisi informasi yang
dibutuhkan, membuat pilihan dan bernavigasi ke card selanjutnya atau
kembali ke card sebelumnya.
Dalam HTML, user interface ditampilkan dalam bentuk
halaman-halaman hypertext. Navigasi dilakukan pengguna dalam cardcard
tersebut seperti halnya navigasi pada halaman-halaman HTML di
mana dalam card pada suatu deck dapat memiliki hyperlink ke card yang
lain.
Jika WML merupakan analogi dari HTML pada media
nirkabel, maka WMLScript merupakan analogi yang tepat dari
JavaScript. WMLScript, seperti halnya JavaScript, berjalan pada sisi
client (client side scripting). Bedanya, WMLScript tidak dpat
ditempatkan menjadi satu dengan halaman WML yang menggunkan
fungsi-fungsi dari WMLScript.
Fungsi-fungsi WMLScript yang akan digunakan oleh halaman
WML ditempatkan dalam file yang terpisah. Pemisahan ini memberikan
suatu keuntungan, yaitu dalam fokus pembuatan aplikasi. Jika kita
bekerja dengan halaman WML, maka kita hanya berfokus pada isi atau
user interface halaman yang kita inginkan. Dengan WMLScript, kita
berfokus pada pembuatan prosedur atau fungsi dari logika
pemrograman.
Aplikasi WML yang kita buat dapat diakses menggunakan
browser ang disebut dengan user agent (UA). UA mendownload
halaman WML dan atau WMLScript yang dibutuhkan dan merender
halaman tersebut. Hasil render halaman WML amat bergantung pada
tipe perangkat yang digunakan. Dan tampilan yang diperoleh mungkin
berbeda antara ponsel dengan kemampuan grafis yang baik dengan yang
hanya mendukung modus teks.


Readmore »

Jumat, 12 Maret 2010

Dua Jenis Pikiran

Pada masa kini, umumnya manusia masih sering dihargai karena kecerdasan otak (akal)-nya. Jauh sebelumnya, yang mempunyai otot (okol) yang kuat adalah yang disanjung-sanjung. Tetapi seirama dengan kesadaran akan pentingnya kecerdasan yang lain, misalnya kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan spiritual (SQ), maka kecerdasan akal (IQ) jadi bukan segala-galanya. Bahkan mengutip pendapat para pakar, Robert K Cooper & Ayman Sawaf mengatakan, “Jika kekuatan yang mendorong kecerdasan dalam dunia usaha abad ke-20 adalah IQ, maka berdasarkan bukti-bukti yang makin banyak di penghujung abad ke-21, yang akan lebih berperan adalah EQ, dan bentuk-bentuk kecerdasan praktis serta kreatif yang terkait”.
Kecerdasan Akal (IQ) dan Kecerdasan Emosional (EQ), keduanya bekerja menjadi mesin penggerak langkah manusia. Yang pertama bekerja atas dasar dorongan pikiran rasional, sedangkan yang kedua bekerja atas dorongan pikiran emosional. Dalam artian yang sesungguhnya, manusia memiliki dua jenis pikiran, yakni yang satu berpikir dan yang satu merasa.
Kedua jenis pikiran tersebut mempunyai cara pemahaman yang secara fundamental berbeda serta bersifat saling mempengaruhi dalam membentuk kehidupan mental manusia. Mengenai pikiran rasional, adalah model pemahaman yang lazimnya kita sadari: lebih menonjol kesadarannya, bijaksana, mampu bertindak hati-hati dan merefleksi. Akan tetapi, bersamaan dengan itu ada sistem pemahaman yang lain: yang impulsif dan berpengaruh besar, dan kadang-kadang tidak logis, yaitu pikiran emosional.
Perbedaan atas dua jenis pikiran, yaitu emosional dan rasional, kurang lebih sama dengan istilah awam antara “hati” dan “kepala” atau akal. Mengetahui sesuatu itu benar “di dalam hati” merupakan tingkat keyakinan yang berbeda (yang entah bagaimana merupakan kepastian yang lebih mendalam) daripada menganggapnya benar dengan menggunakan akal.
Kedua jenis pikiran tersebut, yang emosional dan yang rasional, pada umumnya bekerja dalam keselarasan yang erat, saling melengkapi dengan cara masing-masing yang amat berbeda dalam mencapai pemahaman guna mengarahkan kita menjalani kehidupan ini. Biasanya terjadi keseimbangan antara pikiran emosional dan pikiran rasional; emosi memberikan masukan dan informasi kepada proses pikiran rasional, dan pikiran rasional memperbaiki dan terkadang memveto masukan-masukan emosi tersebut. Namun, pikiran emosional dan rasional meru-pakan kemampuan-kemampuan yang semi-mandiri; masing-masing mencerminkan kerja jaringan sirkuit yang berbeda, namun salinng terkait di dalam otak.
Di dalam banyak atau sebagaian besar peristiwa, pikiran-pikiran ini terkoordinasi secara istimewa; pikiran sangat penting bagi perasaan. Tetapi bila muncul nafsu, keseimbangan itu goyah: pikiran emosionallah yang menang serta menguasai pikaran rasional


Readmore »

Kamis, 11 Maret 2010

Meningkatkan Kecerdasan Emosional

Untuk mendapatkan kecerdasan emosional yang tinggi, tidak cukup hanya dengan duduk di bangku sekolah. Memperkenalkan yang bersangkutan sedemikian rupa pada situasi dan kondisi “belantara” ganas-terjalnya ataupun ramah-kerasnya kehidupan yang sesungguhnya, akan memberikan bekal dan gambaran yang nyata tentang medan yang harus dihadapinya itu, sehingga pengalaman emosionalnya bertambah atau meningkat.

Seperti halnya Gatotkaca, agar menjadi ksatria yang pilih tanding dan mempunyai otot kawat balung wesi, maka sejak bayi ia sudah harus digodok di kawah Candradimuka yang membara. Demikian pula Songtsen Gampo, pemimpin Tibet abad ketujuh yang berhasil membangun negeri kecil yang terpencil menjadi sebuah kekaisaran yang wilayahnya berkembang menjadi hampir dua kali ukuran Cina sekarang; sejak kecil ia telah ditempa dengan penderitaan hebat yang bertubi-tubi. Bahkan ketika usianya dua belas tahun, ayahnya diracun sampai mati oleh seterunya, dan sang ibu dibunuh di depan matanya sendiri.

Namun kemudian Songtsen Gampo bangkit menuju kejayaan malalui gaya kepemimpinan langka yang memadukan pikiran dan hati, kekuatan dan kasih sayang, serta kebijaksanaan yang begitu tinggi. Ia membangun kemaharajaan yang belum pernah tertandingi oleh Caesar, Atilla, maupun Alexandre, baik dalam ukuran, cakupan, maupun pengaruh. Sayangnya, belum begitu banyak yang diketahui oleh orang luar tentang sejarah hidupnya itu, sampai pada suatu ketika para peneliti dari Barat menemukan sebuah gudang rahasia berisi dokumen-dokumen selama tujuh abad yang terkubur di balik pasir gurun Asia Tengah.

Begitu juga salah seorang mantan presiden RI yang paling lama berkuasa, tak pernah sepi dari tantangan dan gemblengan. Terlepas dari kontroversi yang kemudian melingkupinya, ia telah membuktikan –pada masa jayanya—menjadi orang hebat yang disegani dan dihormati rakyatnya.

Demikianlah Songtsen Gampo, serta banyak tokoh dengan reputasi luar biasa lainnya, telah mengajarkan kepada kita akan arti belajar dengan kerasnya gemblengan. Atau kalau boleh disederhanakan, belajar dengan penderitaan dan kepahitan.

Namun demikian, ini bukan berarti bahwa untuk menjadi orang yang “pilih tanding”, otot kawat balung wesi, dan selalu “menang” dalam kancah kehidupan ini, seseorang musti berpayah-payah ria “menantang” penderitaan dan mengharapkan kemalangan yang bertubi-tubi. Bukan itu maksudnya. Jadi, penderitaan tak usah “ditantang”, kemalangan tak usah diharapkan; tetapi manakala mendapatkannya tidaklah usah berkeluh kesah berkepanjangan dan merasa bahwa hidup ini seperti pupus karenanya. Berilah kesan positif, dan tetap berprasangka baik kepada Tuhan. Percayalah, Tuhan itu Maha Pengasih dan Penyayang.

Benarlah apa yang dikatakan oleh Napoleon Hill (1994), bahwa kemalangan adalah obat kuat, bukannya batu sandungan. Setiap kemalangan membawa benih yang memiliki manfaat setara atau lebih besar. Sangat sedikit orang yang langsung berhasil tanpa mengalami masa-masa kegagalan sementara dan keputusasaan. Namun jika Anda menguasai batin Anda, demikian kata pengarang yang pernah menjadi penasehat tiga orang presiden Amerika Serikat (William Howard Taft, Woodrow Wilson, dan Franklin D Rosevelt) ini, tidak akan ada pukulan yang dapat menjatuhkan Anda. Anda boleh saja mengambil jalan memutar di jalan yang tidak rata, tetapi Anda selalu dapat menemukan jalan Anda kembali ke jalan beraspal.

Dikatakan pula, pikiran yanga sadar akan keberhasilan berfungsi dengan cepat dan efektif. Segera setelah seseorang mengisi pikirannya dengan kesadaran akan keberhasilan yang diarahkannya sendiri, ia akan mencapai suatu tingkat efisiensi pikiran yang tidak bergantung pada pendidikan formal. Setelah melihat sasaran yang diajukan, maka seseorang akan dapat menemukan cara-cara untuk memperoleh apa yang diinginkannya secara menakjubkan.

Mengutip pendapat seorang sarjana terkemuka, mantan Presiden BJ Habibie pernah mengatakan, bahwa jika manusia dengan teknologi komputer sekarang mau membuat otak manusia maka diperlukan komputer yang sebesar bola dunia ini. Betapa dahsyatnya kehebatan otak manusia, karunia Tuhan yang diberikan kepada hambaNya yang ditunjuk untuk menjadi khalifah di muka bumi ini.

Menurut hasil penyelidikan dari suatu institut yang khusus menyelidiki otak manusia, terbukti bahwa sesungguhnya kemampuan otak manusia itu sangat hebat. Sayangnya, kebanyakan orang hanya menggunakan 5% saja dari kemampuannya. Bahkan belakangan prakiraan para ilmuwan tersebut telah diperbaiki: rata-rata, seorang dewasa mungkin menggunakan dengan sungguh-sungguh hanya 1/10.000 dari potensi kecerdasannya selama hidupnya.

Sebelum prakiraan itu diperbaiki, dinyatakan bahwa apabila ada orang yang biasa menggunakan 50% saja dari kemampuan otaknya atau kemampuan berpikirnya, maka gambaran kepintaran orang tersebut dilukiskan seperti: bisa menguasai 40 bahasa dengan mudah, hapal satu set ensiklopedi yang tebal-tebal lembar demi lembar dan bisa sekaligus meraih 12 titel kesarjanaan. Begitulah! Kemudian bukti neurologis terakhir menunjukkan bahwa emosi adalah “bahan bakar” yang tidak tergantikan bagi otak agar mampu melakukan penalaran yang tinggi. Dengan demikian penggabungan secara sinergis dan optimal kedua hal itu tentunya akan meningkatkan kemampuan yang lebih tinggi lagi.

Dari potensi yang dimiliki manusia tersebut, antara yang satu dengan yang lain berbeda dalam memanfaatkannya. Karenanya tak heranlah jika tiap diri berbeda dengan yang lainnya. Masing-masing mempunyai keunikannya snediri-sendiri.

Sebagai gambaran, ambillah contoh Thomas Alfa Edison yang jenius dan ulet itu; kiranya ia lebih besar dalam memanfaatkan potensi kecerdasan yang dikaruniakan Tuhan, dibanding si Suta petani bekikuk yang tahunya hanya urusan tanam padi. Dengan kecerdasan yang dimiliknya Edison dapat bersikap arif dengan merasa bahwa seribu kegagalan dalam percobaannya menemukan lampu elektrik, dirasakannya sebagai seribu cara menemukan alat penerang yang spektakuler itu. Sementara si Suta yang gagal panen karena bencana kekeringan, buru-buru menyalahkan penguasa yang katanya tidak becus mengurusi rakyatnya. Lebih udik lagi, kalau ia malah menyalahkan Tuhan dan menganggap Tuhan tidak sayang pada hamba-Nya. Masya Allah.

Tentu saja si Suta hanya perkecualian, sebab para petani pada umumnya justru hidup tenang penuh kedamaian serta cenderung nrimo ing pandum. Bahkan karena begitu nrimonya, tidak sedikit yang hanya pasrah mengenai rejekinya; ana dina ana upa (ada hari ada nasi), katanya.

Begitulah manusia memang makhluk yang unik. Meskipun sama-sama dibekali kelengkapan kepala dan hati (pikiran dan perasaan), serta seperangkat kemampuan lainnya, namun tidak ada yang sama persis. Karena itulah ketika ada dua orang atau lebih yang membentuk atau masuk ke dalam sebuah organisasi, akan muncullah keunikan-keunikan yang lebih kompleks lagi. Agar tujuan dapat tercapai dengn baik, maka keunikan-keunikan tersebut harus dikelola secara apik dan unik pula.

Dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan, adalah mustakhil dapat tercapai seketika; melainkan perlu tahap demi tahap. Ironisnya masalah yang tidak jarang terjadi, para pengambil keputusan “tidak cukup nyali” untuk berubah dari keadaanya yang sekarang menuju tahap selanjutnya. Kalau demikian lantas bagaimana mungkin tujuan akan dapat diraih? Seperti seseorang yang mau melangkahkan kakinya menuju rumah pujaan hatinya, misalnya, tetapi ia takut ke luar rumah, takut di jalan sebab jangan-jangan di jalan banyak pengebut, banyak penjahat, ah pokoknya banyak hal-hal yang menakutkannya. Maka dijamin ia tidak akan pernah sampai di mana-mana.





Readmore »

Emosi dan Kecerdasan Emosional

Emosi mempunyai energi yang sangat besar. Berlawanan dangan kebanyakan pemikiran konvensional yang selama ini dipercayai, pada kenyataannya emosi itu bukanlah sesuatu yang bersifat positif atau negatif, tetapi sesungguhnyalah ia adalah sumber energi, autentisitas, dan semangat manusia yang paling kuat, dan dapat memberikan kepada kita sumber kebijakan intuitif yang sangat berguna. Para ahli meyakini, bahwa perasaan memberi kita informasi penting dan berpotensi menguntungkan setiap saat. Umpan balik inilah –dari hati, bukan dari kepala—yang menyalakan kreativitas, membuat kita jujur terhadap diri sendiri, menjalin hubungan yang saling mempercayai, memberikan panduan murni bagi hidup dan karir, menuntut kita ke kemungkinan tak terduga, bahkan bisa menyelamatkan diri kita atau organisasi dari kehancuran.

Itulah kekuatan emosi. Tetapi sejauh ini kita membicarakan emosi, tampaknya tidak sedikit orang yang dibuat bingung oleh istilah tersebut; apa sebenarnya emosi itu? Ternyata istilah ini tidak hanya membingungkan sebagian Pembaca saja; para ahli psikologi maupun ahli filsafat juga masih memperdebatkan makna yang tepat dari istilah itu.

Secara harfiah, Oxford English Dictionary mendefinisikan emosi sebagai “setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu; setiap keadaan mental yang hebat atau meluap-luap”. Sedangkan Daniel Goleman, menganggap emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Menurutnya, ada ratusan emosi, bersama dengan campuran, variasi, mutasi, dan nuansanya. Sungguh, terdapat lebih banyak penghalusan emosi daripada kata yang kita miliki untuk itu.

Sebagaimana diungkap oleh Daniel Goleman (1995), para peneliti terus berdebat tentang emosi mana yang benar-benar dapat dianggap sebagai emosi primer –biru, merah, dan kuningnya setiap campuran perasaan—atau bahkan mempertanyakan apakah memang ada emosi primer semacam itu. Sejumlah teoritikus mengelompokkan emosi dalam golongan besar, meskipun tidak semua sepakat tentang golongan itu. Calon-calon utama dan beberapa anggota golongan tersebut adalah:

  • Amarah: beringas, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal hati, terganggu, rasa pahit, berang, tersinggung, bermusuhan, dan barangkali yang paling hebat, tindak kekerasan dan kebencian patologis.
  • Kesedihan: pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri, kesepian, ditolak, putus asa, dan kalau menjadi patologis, depresei berat.
  • Rasa takut: cemas, takut, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, kecut; sebagai patologis, fobia dan panik.
  • Kenikmatan: bahagia, gembira, ringan, puas, riang, senang, terhibur, bangga, kenikmatan indrawi, takjub, rasa terpesona, kegirangan luar biasa, senang, senang sekali, dan batas ujungnya mania.
  • Cinta: penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, kasmaran, kasih.
  • Terkejut: terkejut, terkesiap, takjub, terpana
  • Jengkel: hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka, mau muntah.
  • Malu: rasa salah, malu hati, kesal hati, sesal, hina, aib, dan hati hancur lebur.

Meskipun sudah didaftar dengan begitu njlimet dan teliti, namun ternyata daftar tersebut belum bisa menyelesaikan setiap pertanyaan bagaimana menge-lompokkan emosi. Satu contoh, bagaimana tentang perasaan yang bercampur aduk seperti iri hati, variasi dari marah yang juga mengandung unsur sedih dan takut? Juga tentang bagaimana nilai-nilai klasik seperti pengharapan dan kepercayaan, keberanian dan mudah memaafkan, kepastian dan ketenangan hati? Belum lagi beberapa masalah yang menyangkut cacat “bawaan”, seperti perasaan ragu-ragu, puas diri, malas, lamban, atau mudah bosan? Rupanya belum ada jawaban yang jelas; sehingga perdebatan ilmiah tentang bagaimana menggolong-golongkan emopsi pun terus berjalan.



Readmore »

dari Kami.. untuk Anda...

Mau menerima posting terbaru dari kami langsung ke Email Anda? Silakan masukkan Email Anda :

Jangan lupa periksa inbox Email Anda secara bekala . . .

ceritakan di Facebook


free counters

 
Blog ini dibuat untuk keperluan penyampaian Informasi kepada Alumni SMK Negeri 1 Gombong