Pada masa kini, umumnya manusia masih sering dihargai karena kecerdasan otak (akal)-nya. Jauh sebelumnya, yang mempunyai otot (okol) yang kuat adalah yang disanjung-sanjung. Tetapi seirama dengan kesadaran akan pentingnya kecerdasan yang lain, misalnya kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan spiritual (SQ), maka kecerdasan akal (IQ) jadi bukan segala-galanya. Bahkan mengutip pendapat para pakar, Robert K Cooper & Ayman Sawaf mengatakan, “Jika kekuatan yang mendorong kecerdasan dalam dunia usaha abad ke-20 adalah IQ, maka berdasarkan bukti-bukti yang makin banyak di penghujung abad ke-21, yang akan lebih berperan adalah EQ, dan bentuk-bentuk kecerdasan praktis serta kreatif yang terkait”.
Kecerdasan Akal (IQ) dan Kecerdasan Emosional (EQ), keduanya bekerja menjadi mesin penggerak langkah manusia. Yang pertama bekerja atas dasar dorongan pikiran rasional, sedangkan yang kedua bekerja atas dorongan pikiran emosional. Dalam artian yang sesungguhnya, manusia memiliki dua jenis pikiran, yakni yang satu berpikir dan yang satu merasa.
Kedua jenis pikiran tersebut mempunyai cara pemahaman yang secara fundamental berbeda serta bersifat saling mempengaruhi dalam membentuk kehidupan mental manusia. Mengenai pikiran rasional, adalah model pemahaman yang lazimnya kita sadari: lebih menonjol kesadarannya, bijaksana, mampu bertindak hati-hati dan merefleksi. Akan tetapi, bersamaan dengan itu ada sistem pemahaman yang lain: yang impulsif dan berpengaruh besar, dan kadang-kadang tidak logis, yaitu pikiran emosional.
Perbedaan atas dua jenis pikiran, yaitu emosional dan rasional, kurang lebih sama dengan istilah awam antara “hati” dan “kepala” atau akal. Mengetahui sesuatu itu benar “di dalam hati” merupakan tingkat keyakinan yang berbeda (yang entah bagaimana merupakan kepastian yang lebih mendalam) daripada menganggapnya benar dengan menggunakan akal.
Kedua jenis pikiran tersebut, yang emosional dan yang rasional, pada umumnya bekerja dalam keselarasan yang erat, saling melengkapi dengan cara masing-masing yang amat berbeda dalam mencapai pemahaman guna mengarahkan kita menjalani kehidupan ini. Biasanya terjadi keseimbangan antara pikiran emosional dan pikiran rasional; emosi memberikan masukan dan informasi kepada proses pikiran rasional, dan pikiran rasional memperbaiki dan terkadang memveto masukan-masukan emosi tersebut. Namun, pikiran emosional dan rasional meru-pakan kemampuan-kemampuan yang semi-mandiri; masing-masing mencerminkan kerja jaringan sirkuit yang berbeda, namun salinng terkait di dalam otak.
Di dalam banyak atau sebagaian besar peristiwa, pikiran-pikiran ini terkoordinasi secara istimewa; pikiran sangat penting bagi perasaan. Tetapi bila muncul nafsu, keseimbangan itu goyah: pikiran emosionallah yang menang serta menguasai pikaran rasional
Jumat, 12 Maret 2010
Home » Sumber Daya Manusia » Dua Jenis Pikiran
Dua Jenis Pikiran
Sumber Info : [ IA - SMKIN GO ]
Informasi terkait : Sumber Daya Manusia
0 pendapat:
Posting Komentar
Silakan berkomentar, dengan sopan.. Terima kasih.